Salam Terakhir Sherlock Holmes

Salam Terakhir Sherlock Holmes adalah sebuah kumpulan cerita pendek karangan Sir Arthur Conan Doyle yang mengisahkan tentang sepak terjang Sherlock Holmes sebagai seorang detektif di London dan sekitarnya. Seri ini menjadi penutup dari seri kumpulan cerita pendek Sherlock Holmes. Diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul His Last Bow pada tahun 1917, isi novel ini mencakup cerita pendek mengenai Holmes yang beredar antara tahun 1908 hingga 1913 ditambah satu cerita yang dikarang pada tahun 1917.

Salam Terakhir Sherlock Holmes
Pengarang Sir Arthur Conan Doyle
Judul asli 'His Last Bow'
Penerjemah Dra. Daisy Dianasari
Perancang sampul David
Negara Indonesia
Bahasa Indonesia
Seri Sherlock Holmes
Genre Fiksi detektif
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit
Desember 1994
Tgl. terbit (bhs. Inggris)
1917
Jenis media Cetak bersampul
Halaman 320
ISBN ISBN 979-605-107-9
Didahului oleh Kembalinya Sherlock Holmes 
Diikuti oleh Lembah Ketakutan 

Kumpulan cerita pendek ini pada awalnya berjudul Reminiscences of Sherlock Holmes (mengenang Sherlock Holmes) dan belum berisi kisah utamanya, yaitu Salam Terakhir yang dimasukkan belakangan setelah penerbitan novel Lembah Ketakutan. Terbitan yang terakhir mau tidak mau harus menyesuaikan sehingga judulnya diubah menjadi seperti saat ini. Akan tetapi, masih ada beberapa penerbit yang menjual edisi lengkap tanpa mengubah judul aslinya.

Isi Buku sunting

 
His Last Bow.

Salam Terakhir Sherlock Holmes berisi 8 cerita pendek, yaitu:

  • Petualangan di Wisteria Lodge
  • Misteri Kotak Kardus
  • Petualangan Lingkaran Merah
  • Kasus Pencurian Rancangan Kapal Selam Bruce Partington
  • Petualangan Detektif yang Sekarat
  • Misteri Hilangnya Lady Frances Carfax
  • Petualangan Kaki Setan
  • Salam Terakhir

Masalah Penerbitan di Amerika sunting

Saat buku ini diterbitkan untuk pertama kalinya di Amerika Serikat, penerbit merasa bahwa cerita Misteri Kotak Kardus terlalu vulgar untuk dibaca orang Amerika karena mengandung kisah perzinaan. Dengan terpaksa cerita tersebut tidak diikutsertakan dalam edisi Amerika Serikat hingga bertahun-tahun kemudian.

Namun, elemen nasionalisme dan penolakan terhadap perang yang diikutsertakan dalam cerita, secara tidak langsung membuat banyak mahasiswa lebih menyukai novel ini daripada kumpulan cerita pendek pendahulunya, Kembalinya Sherlock Holmes, yang terbit pada tahun 1904.

Pranala luar sunting