<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=423063207362401&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Kompas.com - 01/05/2024, 16:07 WIB
Ruby Rachmadina,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para buruh wanita dari Bekasi ikut memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada 1 Maret 2024 di Jakarta. Mereka rela datang ke Jakarta untuk menyuarakan hak-hak para buruh, salah satunya soal upah yang layak.

Sriyati (52), Wiwik (54), dan Herlan (53), yang tergabung dalam federasi serikat pekerja metal Indonesia (FSPMI) ini rela bangun sejak pukul 04.00 WIB agar bisa ikut meramaikan May Day 2024 di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.

Sriyati mengaku datang bersama rombongan sebanyak 60 orang menaiki dua unit bus yang telah disediakan FSPMI.

Baca juga: Rayakan May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Sriyati mengatakan, dirinya sengaja datang untuk berunjuk rasa menolak pemberian upah murah dan meminta pemerintah mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

“Memperjuangkan penghapusan Omnibus Law untuk kesejahteraan para buruh yang upahnya murah,” ucap Sriyati kepada Kompas.com, Rabu.

Sementara itu, Wiwik mengaku rela panas-panasan mengikuti aksi May Day 2024 agar keluhannya selama 25 tahun menjadi seorang buruh didengar.

Keluhan Wiwik sama seperti Sriyati terkait upah yang diterimanya, yang dirasa masih kurang untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

“Untuk memperjuangkan hak buruh agar dapat upah layak, rasanya upah sekarang kurang untuk bisa mencukupi belanja sehari-hari,” terang Wiwik.

Sama dengan yang lain, Herlan (53) juga meminta agar semua buruh dapat diberikan upah yang layak.

Ia juga meminta kepada pemerintah untuk mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dirasa banyak merugikan buruh.

“Semoga pemerintah mencabut Omnibus Law,” terang Herlan.

Baca juga: Ribuan Buruh Ikut Aksi May Day, Jalanan Jadi Lautan Oranye

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelajahi Tiap Sudut Kota Tua, dari Jembatan Intan ke Sunset Pelabuhan Sunda Kelapa

Jelajahi Tiap Sudut Kota Tua, dari Jembatan Intan ke Sunset Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
PDI-P Siapkan Andika Perkasa hingga Menteri PUPR Maju di Pilkada Jakarta

PDI-P Siapkan Andika Perkasa hingga Menteri PUPR Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
KPU Depok Pilih 'Deri dan Bera' sebagai Maskot Pilkada 2024

KPU Depok Pilih "Deri dan Bera" sebagai Maskot Pilkada 2024

Megapolitan
Kasus Ibu Cabuli Anak, Psikolog Ingatkan Bahaya Terpapar Seks di Usia Dini

Kasus Ibu Cabuli Anak, Psikolog Ingatkan Bahaya Terpapar Seks di Usia Dini

Megapolitan
Siswi SMAN 61 Jakarta yang Hilang 4 Hari Jalani Pemulihan Psikis

Siswi SMAN 61 Jakarta yang Hilang 4 Hari Jalani Pemulihan Psikis

Megapolitan
Polisi Sebut Akun FB Icha Shakila Diduplikasi untuk Suruh Ibu di Tangsel dan Bekasi Cabuli Anak

Polisi Sebut Akun FB Icha Shakila Diduplikasi untuk Suruh Ibu di Tangsel dan Bekasi Cabuli Anak

Megapolitan
Kasus Ibu Cabuli Anaknya, Pemilik Akun Icha Shakila 'Ngaku' Facebook-nya Dibajak

Kasus Ibu Cabuli Anaknya, Pemilik Akun Icha Shakila "Ngaku" Facebook-nya Dibajak

Megapolitan
Panitia PPDB Depok: Yang Usianya Lebih Tua Akan Menang

Panitia PPDB Depok: Yang Usianya Lebih Tua Akan Menang

Megapolitan
Kebakaran di Alam Sutera, 3 Orang Meninggal Dunia Saat Evakuasi ke RS

Kebakaran di Alam Sutera, 3 Orang Meninggal Dunia Saat Evakuasi ke RS

Megapolitan
Polda Temukan Terduga Pemilik Akun FB Icha Shakila yang Suruh Ibu di Bekasi dan Tangsel Cabuli Anak Kandung

Polda Temukan Terduga Pemilik Akun FB Icha Shakila yang Suruh Ibu di Bekasi dan Tangsel Cabuli Anak Kandung

Megapolitan
KPAI Sebut Negara Harus Turun Tangan agar Kasus Ibu Cabuli Anak Tak Terulang

KPAI Sebut Negara Harus Turun Tangan agar Kasus Ibu Cabuli Anak Tak Terulang

Megapolitan
Bawaslu Belum Bisa Tindak Baliho 'Kampanye Politik' yang Bertebaran Sebelum Waktunya

Bawaslu Belum Bisa Tindak Baliho "Kampanye Politik" yang Bertebaran Sebelum Waktunya

Megapolitan
Kronologi Ditemukannya Siswi SMAN 61 Jakarta yang Hilang Saat Berangkat Sekolah

Kronologi Ditemukannya Siswi SMAN 61 Jakarta yang Hilang Saat Berangkat Sekolah

Megapolitan
Eks Komisioner KPAI Sebut Ada Faktor Lain yang Mungkin Bikin Ibu Nekat Cabuli Anaknya

Eks Komisioner KPAI Sebut Ada Faktor Lain yang Mungkin Bikin Ibu Nekat Cabuli Anaknya

Megapolitan
Siswi SMAN 61 Jakarta yang Hilang Ditemukan di Dalam Masjid, Kondisi Sehat dan Barang Berharga Tak Raib

Siswi SMAN 61 Jakarta yang Hilang Ditemukan di Dalam Masjid, Kondisi Sehat dan Barang Berharga Tak Raib

Megapolitan
1
2
3
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com