TIMIKA,TimeX
Ratusan pelayat baik pejabat Pemerintah Provinsi Papua, pimpinan Satuan TNI-Polri maupun pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Mimika, BUMD, BUMN, Uskup Jhon Philip Saklil Pr, serta tokoh agama, tokoh masyarakat serta keluarga dengan penuh khusuk mengantar jenazah Pdt Abdiel Tinal S.Th ayahanda Klemen Tinal Wakil Gubernur Papua ke liang lahat pada Jumat (5/7).
Adapun prosesi pemakaman diawali doa singkat, pembacaan riwayat hidup almarhum oleh Pdt Edison Murib Pendeta GKII Mimika, menyusul penyerahan jenazah dari pihak keluarga oleh Klemen Tinal putranya kepada Pemerintah Kabupaten Mimika secara simbolis berupa berita acara diterima oleh Marthen Paiding Penjabat Sekda Mimika dan penyerahan bingkisan foto almarhum juga oleh Klemen Tinal diterima oleh Elminus B Mom Ketua DPRD Mimika. Selanjutnya bingkisan foto itu Elminus serahkan kepada seorang anggota Satpol PP.
Jalannya seremonial serahterima jenazah ini disaksikan seluruh kerabat, Forkopinda dan para pejabat serta masyarakat Mimika.
Selanjutnya enam orang anggota Satpol PP mengusung peti jenazah yang ditutupi bendera merah putih dari rumah kayu Klemen Tinal depan Perumahan Pondok Amor menuju Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Betlehem Kuala Kencana untuk didoakankan. Tiba di gereja pihak pemerintah menyerahkan jenazah kepada pihak gereja untuk didoakan. Usai ibadah pihak gereja serahkan kembali jenazah kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Ibadah perkabungan ini dipimpin oleh Pdt Jesman Berguna S.Th dan Firman Tuhan dibawakan oleh Pdt Jansen Joku S.Th. Dari gereja jenazah diusung keluar menuju lokasi pemakaman keluarga di rumah kebun SP 3 depan Kantor Distrik Kuala Kencana menggunakan ambulance. Ratusan kendaraan roda dua dan empat berjalan mengiringi jenazah. Almarhum dimakamkan di samping almarhumah Elisabet Kibak istrinya tercinta.
Pdt Edison Murid, Pdt GKII Mimika yang membacakan riwayat hidup almarhum menyampaikan Pdt Abdiel Tinal lahir pada 12 Januari 1951 di Beoga Kabupaten Puncak. Sejak umur sembilan tahun alm sudah mengabdikan hidupnya untuk melayani Tuhan.
Saat itu alm bersama Pdt Gibones salah seorang misionaris anggota Zending CMA yang pertama kali datang melayani di Kabupaten Puncak.
Ia terus setia melayani hingga usia dewasa dan akhirnya menikah dengan Elisabet Kibak (almh) anak dari Pdt Yakob Kibak. Hasil dari perkawinannya dikarunia enam orang anak.
Alm lanjut Pdt Edison, juga sempat diutus melanjutkan sekolah Alkitab di Kebo Kabupaen Paniai dan menjadi penerjemah Alkitab dari Bahasa Indonesia ke bahasa Damal.
“Pada saat itu hanya ada dua tempat terjemahan Alkitab. Pertama di Kunga Kecamatan Ilaga. Saat itu masyarakat menyebutnya sebagai perinjilan di daerah Jila yang sekarang dikenal dengan sebutan Jita,” jelasnya.
Pada tahun 1975 lanjutnya, alm diutus Gereja Kemah Injil melayani karyawan PT Freeport Indonesia di Tembagapura sekaligus diangkat menjadi Ketua Klasis Tembagapura selama enam periode atau 30 tahun lamanya.
Pada tahun 2006 Gereja Kemah Injil Indonesia pecah menjadi dua, yakni Gereja Kigmi Tanah Papua dan GKII.
Selain melayani Tuhan, alm juga dipilih menduduki kursi DPRD Mimika periode 2004-2009, saat itu Mimika masih masuk dalam wilayah Kabupaten Fak-Fak.
Selanjutnya pada 2014, alm mulai mengalami sakit sehingga harus berangkat ke Jakarta untuk menjalani pengobatan selama lima tahun hingga akhirnya Tuhan mengambilnya kembali pada Senin 1 Juli 2019 di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta.
Sementara Trifena Tinal, putri alm dalam sambutan usai penguburan mengisahkan sosok alm di mata anak-anaknya merupakan seorang bapak yang sangat tekun dalam menjalankan misi Kristus.
Alm kata Trifena, telah mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk pelayanan.
“Kami bersuka cita karena kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang abadi,” katanya seraya menambahkan ucapan kalimat ini sering ia dengar dari alm selama menjalani misi Allah di dunia ini.
Mantan Ketua DPRD Mimika ini mengaku setiap anak pasti memiliki cerita tentang kedua orangtuanya, baik kisah mengenai bapak atau mama.
“Dan cerita kami dapat dari bapak kami bahwa dia adalah hamba Tuhan dari usia sembilan tahun sudah mendedikasikan hidupnya untuk melayani Tuhan sampai ia meninggalpun ia adalah hamba Tuhan,” kisah Trifena.
Oleh karenanya sebagai anak Trifena berterima kasih kepada Tuhan, karena Ia sungguh baik dan amat baik kepada bapak dan juga anak-anaknya.
Terima kasih serupa juga kepada seluruh sahabat alm yang sudah memberikan penghiburan serta pendapingan selama masih dalam kondisi sakit di Jakarta.
“Banyak teman bapak datang hibur kami, begitu juga dari gereja. Saya percaya saat ini bapak sudah berbahagia bersama Tuhan, ia sudah menyelesaikan pertandingannya di dunia,” katanya.
Ia menambahkan jika ada kesalahan yang dibuat oleh alm semasa hidup sekiranya dapat dibuka pintu maafnya biar pergi menghadap Tuhan dengan lapang.
Sementara Marthen Paiding Sekda Mimika dalam sambutan atas nama pemerintah dan masyarakat menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Pdt Abdiel Tinal ayahhanda dari Klemen Tinal Wakil Gubernur Papua.
“Kita memanjatkan doa semoga dapat melapangkan jalan menghadap Tuhan kita Yesus Kristus. Dan keluarga yang ditinggalpun dapat diberikan ketabahan untuk menerima peristiwa iman ini,” ujarnya.
Marthen meyakini semua orang turut mendoakan Pdt Abdiel Tinal sebagai hamba Tuhan. Alm dikenal sebagai sosok atau figur orang beriman karena semasa hidupnya telah mengembangkan potensi dirinya melalui kasih. Alm juga dikenal sebagai sosok pekerja keras.
Sementara Achmad Ardianto mewakili PT Freeport Indonesia dalam sambutan menyampaikan kedukaan ini bukan hanya dirasakan keluarga Tinal saja, namun juga kedukaan semua orang. Hal ini dikarenakan alm adalah elemen dan bagian penting bagi PTFI.
Ia mengungkapkan alm mengabdi di PTFI sejak tahun 1975.
“Beliau berperan sangat proaktif dan berperan sangat profesional baik disisi pekerjaannya di dalam PTFI maupun juga membangun penyebaran agama di wilayah Pegunungan Tengah,” jelasnya.
Ardianto mengungkapkan banyak sekali peristiwa yang dirinya dengar bagaimana kontribusi alm kepada PTFI pada saat menjembatani komunikasi bersama masyarakat di Banti, maupun pada saat berintegrasi dalam kondisi-kondisi sulit lainnya.
“Beliau selalu mencari solusi untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada yang timbul selama PTFI beroperasi,” katanya.
Ia menyebutkan alm bergabung sebagai karyawan PTFI sejak 1975. Pada tahun 1990 alm saat itu sudah mencapai posisi supervisor dan seiring berjalannya waktu karir alm terus meningkat menjadi project control process Managemen hingga tahun 2000. Selanjutnya alm menjabat menjadi Communication Listen Officer untuk Suku Kamoro sampai 2006 hingga akhirnya pensiun dengan jabatan Senior Coordinator SLD.
Karena begitu besar kecintaannya dengan PTFI, karirnya dilanjutkan sebagai Consultation SLD hingga berakhir 2017. Dengan demikian pengabdiannya di PTFI selama 31 tahun lebih.
“Karyawan dan seluruh masyarakat Mimika dapat mengambil pelajaran dan lanjutkan apa yang alm sudah buat, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua,” ajaknya.
Kemudian Doren Wakerwa, Asisten Bidang Pemerintahan Hukum dan HAM Papua dalam sambutan mewakili Gubernur Papua mengungkapkan alm telah melaksanakan tugas berat di Pegunungan Tengah untuk menyelesaikan pesoalan yang terjadi di sana. Karena kebaikan yang diwarisi oleh alm sehingga keluarga mendapat berkat yang melimpah.
Ia memuji pelayanan alm selama ini sangat luar biasa dengan berjalan melewati gunung ke gunung dan lembah.
“Kelahiran kita bisa tahu kapan waktunya, tetapi jika kematian hanyalah Tuhan yang tahu kapan saatnya,” pungkasnya. (a30)