Academia.eduAcademia.edu
PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI ISLAM DENGAN PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) 1] Wandha Cholifah Ramadan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email: wandha.cholifah-12@feb.unair.ac.id Suherman Rosyidi Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email: srosyidi@gmail.com ABSTRACT: This research aims to find out how far the implementation of Islamic production norms at Faiza Embroidery Industry in Bangil goes on. Author only implements two of four Islamic production norms, which are: to make working as a main pillar of production and to do production activity in a halal way. It uses qualitative approach by using case study method. Deep interview and observation to informen, were used in collecting data and they are owner and employees of this industry. Secondary data were derived from journal, text books, and the other literatures. Analysis has been done by seeing a suitability between activity of the production process and Islamic production norms. It is started from finance and then to labor, salary system, and materials used. Keywords: Islamic Production, Islamic Production Norms, Embroidery Industry, Bangil I. PENDAHULUAN Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dan keinginan. Apabila dengan tujuan memakmurkan maupun melakukan eksplorasi bumi alam kebutuhan manusia terbatas, maka lain semesta dengan tujuan memakmurkan halnya dengan keinginan manusia yang bumi maupun melakukan pekerjaan atau tidak kegiatan produksi. Harahap,dkk (2015:55) terbatas. Keinginan yang tidak memiliki batas tersebut sebagian besar menyatakan bahwa: berkaitan dengan barang atau produk Tujuan produksi dalam Islam adalah memenuhi kebutuhan diri, memenuhi kebutuhan masyarakat, keperluan masa depan, keperluan generasi akan datang, dan pelayanan terhadap masyarakat. yang ingin dimiliki. Produk merupakan bagian dari hasil produksi. Produksi adalah bagian terpenting di samping konsumsi dan distribusi (Rosyidi, 2014:45). Chaudry Salah satu tokoh ekonomi Islam (2012:48) mendefinisikan produksi sebagai yang cukup concern dengan teori produksi proses adalah Imam Al Ghazali. Beliau telah penciptaan guna dan menguraikan faktor-faktor produksi dan penambahan nilai pada guna itu. produksi fungsi produksi dalam kehidupan manusia dengan istilah yang lebih luas, yakni (Karim, 2007:102). Dalam uraiannya beliau melakukan sering menggunakan kata kasab dan islah. Islam mendeskripsikan eksplorasi alam semesta 1] Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi dari Wandha Cholifah Ramadan, NIM: 041211433067, yang diuji pada tanggal 17 Februari 2017 684 Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) Yang pertama berarti usaha fisik yang membentuk dikerahkan manusia, dan yang kedua dengan apa yang telah ditentukan. berarti upaya manusia untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber perilaku mereka sesuai Sementara itu terdapat beberapa daya kegiatan produksi yang dilarang oleh Islam yang tersedia agar mempunyai manfaat karena tidak memberikan manfaat bagi yang lebih tinggi. kehidupan Al-Ghazali memberikan perhatian manusia. Di antara yang terlarang tersebut adalah harga penjualan yang cukup besar ketika menggambarkan anjing, bermacam ragam aktifitas produksi dalam perdukunan. Semua keterangan di atas masyarakat, dan menunjukkan adalah menekankan hakikatnya. termasuk Faktor hierarki utamanya upah pelacuran, betapa dan upah Islam pentingnya sangat norma-norma tentang jenis aktivitas yang sesuai dengan produksi Islam. Islam menggariskan agar dasar-dasar etos kerja dalam Islam (Karim, keseluruhan norma tersebut diperhatikan 2007:104). oleh para agen ekonomi (Harahap,dkk, As-Sadr (2008:393) 2015:58). menyatakan Proses produksi dimulai dari input bahwa: dan Aktivitas produksi memiliki dua aspek, yaitu aspek objektif dan aspek subjektif. Aspek objektif terdiri atas sarana-sarana yang digunakan, kekayaan alam yang diolah, dan kerja yang dicurahkan dalam aktivitas produksi. Di sisi lain, aspek subjektif terdiri atas motif psikologis, tujuan yang hendak dicapai lewat aktivitas produksi, dan evaluasi aktivitas produksi menurut berbagai konsepsi keadilan yang dianut. Seperti yang telah memproduksi output. Namun, dinyatakan dalam tahap-tahap produksi (stages of production) yang mencakup lima kegiatan, mendapatkan sistem yaitu input, imbalan input, proses dan cara produksi, distribusi output (Rosyidi, 2014:49). disebutkan suatu dengan apabila ditelaah lebih jauh, proses produksi Dari kelima tahapan produksi yang diatas, contoh aspek objektif adalah ketika produsen diakhiri telah disampaikan, dipilih proses produksi barang harus memikirkan jumlah tenaga kerja dan sebagai modal yang dibutuhkan supaya dapat membahas lebih dalam mengenai industri diperoleh hasil yang maksimal, sedangkan rumah tangga bordir karena berkaitan contok dengan aspek subjektif adalah ketika topik utama penerapan yang akan kegiatan produksi barang, secara Islam. Industri bordir yang diteliti bertujuan untuk menyediakan kebutuhan adalah Faiza Bordir terletak di Kecamatan konsumen dan mencapai keuntungan Bangil Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. produsen memproduksi suatu Melalui program Bangkodir (Bangil secara maksimal. Kota Mengkaji dari teori produksi Islam Bordir) yang ditetapkan oleh dari prinsip pertumbuhan produksi, dapat pemerintah Pasuruan, para pengusaha diketahui kecil mikro menengah di sentra tersebut bahwa Islam telah berupaya memerintahkan masyarakat muslim untuk 685 keras untuk terus menerus Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) meningkatkan kualitas produk mereka, secara maksimal sumber daya alam (raw supaya dapat bersaing dengan produk material) oleh sumber daya manusia, agar bordir daerah lain seperti Malang dan menjadi barang yang bermanfaat bagi Tasikmalaya. manusia." Berdasarkan latar belakang di atas, Dalam Ghazali definisi tersebut, menekankan Al- pentingnya maka penelitian ini akan mengkaji dan pengerahan input "secara maksimal". Dari menganalisis secara kritis mengenai norma pada lain, beliau lebih menekankan pada maupun aturan produksi dalam Islam arti penting input, baik sumber daya alam dalam maupun kegiatan produksi yang akan sumber daya manusia. difokuskan dan diarahkan kepada bahan Selanjutnya, yang digunakan dan jenis-jenis produk menambahkan yang dihasilkan. sebagai upaya manusia untuk menambah Berdasarkan uraian dijelaskan, terdapat yang rumusan telah produksi Islam juga pentingnya produksi nilai input tersebut sehingga "bermanfaat masalah bagi manusia". sebagai berikut; Bagaimana penerapan norma-norma Al-Ghazali Dari kedua definisi di atas, dapat terhadap disimpulkan bahwa produksi memiliki unsur- Perusahaan Faiza Bordir di Kecamatan unsur (i) penciptaan dan penambahan Bangil? nilai suatu barang dan (ii) tujuan akhirnya Adapun tujuan penelitian ini antara adalah lain; untuk mengetahui penerapan normanorma produksi Islam menghasilkan output yang bermanfaat bagi manusia atau konsumen. terhadap Produksi menurut Islam adalah Perusahaan Faiza Bordir di Kecamatan "Proses Bangil. mengolah sumber daya menjadi output II. TINJAUAN PUSTAKA dalam rangka meningkatkan maslahah mencari, mengalokasikan dan Mengutip Ruggles dan Ruggles, bagi manusia. Oleh karena itu, produksi Rosyidi (2014:55) menjelaskan bahwa "In juga mencakup aspek tujuan kegiatan broader terms any process that creates menghasilkan output serta karakter yang value or adds value to already existing melekat pada proses dan hasilnya" (P3UI, goods is production." Dengan perkataan 2014:230). lain produksi kegiatan tidak hanya membuat melainkan juga terdiri barang meliputi dari At-Tariqi saja, (2004:159) menjelaskan bahwa: kegiatan temui definisi serupa. Menurut Fauzia dan produksi dalam Islam memiliki arti sebagai bentuk usaha keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber yang diperbolehkan dan melipatgandakan income dengan tujuan kesejahteraan masyarakat, menopang eksistensi serta ketinggian derajat manusia. Riyadi (2014:116) Al-Ghazali menjelaskan Faktor produksi adalah input yang membuat jasa. Sementara itu mengenai hal yang sama, dari ulama salafpun dapat kita bahwa "Produksi adalah pengerahan digunakan dalam proses produksi. Menurut 686 Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) Khan (1994:192) konvensional, dalam terdapat ilmu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ekonomi empat faktor produksi yaitu: (i) Tanah (yang mencakup mineral, air dan sumber daya alam lainnya). (ii) Tenaga kerja (iii) Modal: ini bukan modal dalam bentuk uang. Yang dimaksud modal di sini adalah alat produksi buatan manusia, seperti bangunan, pabrik, mesin dan peralatan yang dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa. Modal tanpa tenaga kerja tidak mungkin dapat menghasilkan output. (iv) Pengusaha: ini adalah sumberdaya manusia khusus, yang mengkoordinasikan penggunaan modal, tanah dan tenaga kerja untuk menghasilkan output. Pengusaha memiliki tugas yang barangkali paling berat, yakni mengambil keputusan. Kerangka Islam hanya mengenal 2. Pertanian dan Perkebunan Pertanian adalah kegiatan pengembangan pemanfaatan sumber daya hayati terutama tanaman produktif yang menghasilkan. Perkebunan adalah sistem pertanian dengan bahan non makanan pokok. 3. Industri Bekerja mengolah sesuatu (bahan mentah) menjadi suatu barang yang bermanfaat bagi manusia atau dengan istilah lain merupakan usaha produksi yang diperbolehkan dalam Islam. Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW memberikan arahan mengenai prinsip- dua kategori faktor produksi, yakni: prinsip produksi sebagai berikut: (i) Entrepreneurial factors of production 1. "Tugas manusia di muka bumi sebagai (EFP) yang hanya menerima laba khalifah Allah adalah memakmurkan karena mau menanggung risiko. bumi dengan ilmu dan amalnya". Allah (ii) Hired factors of production (HFP) yang hanya menerima ujrah (sewa atau upah) dan tidak mengandung risiko. Produksi memiliki pemimpin muka di sebagai bumi untuk kehidupan bumi dengan menggunakan ilmu dan amal yang dimiliki. dianjurkan menurut Al-Qur'an dan As- 2. "Islam selalu mendorong kemajuan di Sunnah (Hakim,2012:75). bidang produksi. Islam mendukung 1. Perdagangan (tijarah) Perdagangan adalah usaha produktif utama yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW dan para sahabat. Islam amat mengapresiasi pedagang sebagai salah satu sarana pertukaran hak milik. Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 29: perkembangan di bidang produksi melalui metode-metode tersebut". Islam mendukung perkembangan di bidang produksi melalui metode- metode tersebut.        3. "Teknis produksi diserahkan kepada           keinginan dan kemampuan manusia". Proses produksi diserahkan kepada          Hai orang-orang janganlah kamu manusia mensejahterakan bidang-bidang yang berkaitan dengan sumber yang Artinya: beriman, menciptakan manusia karena (i) dirasa manusia lebih yang saling mengerti persoalan yang dihadapi ,(ii) 687 Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) permasalahan dunia umumnya, dan output produksi pada khususnya, senantiasa manfaat tidak hanya yang bersifat berkembang dari masa ke masa, dan individualistik melainkan juga untuk (iii) bukan merupakan perkara agama masyarakat. yang menjadi hak mutlak Allah dan harus membawa 4. "Produksi dalam Islam tidak dapat RasulNya. dipisahkan dari tujuan kemandirian 4. "Dalam berinovasi dan bereksperimen pada tersebut prinsipnya agama umat." Kegiatan produksi dalam Islam Islam berkaitan dengan kemandirian menyukai kemudahan, menghindari masyarakat, yakni dimaksudkan agar mudharat memaksimalkan setiap perkataan lain, meningkatkan daya tahan dan daya Islam mengajarkan agar inovasi dan saing masyarakat, sehingga dapat eksperimen berorientasi kepada proses mengurangi ketergantungan kepada dan output. pihak lain. dan manfaat". Dengan Adapun kaidah-kaidah proses produksi dapat 5. "Meningkatkan kualitas sumber daya dalam manusia baik kualitas spiritual maupun produksi adalah: 1. "Memproduksi barang dan jasa yang mental dan fisik." Inilah kaidah yang halal pada setiap tahapan produksi." membedakan produksi Islami dengan Dengan yang perkataan lain, halal lain, yakni produksi merupakan syarat utama dan pertama haruslah bagi kesadaran akan dan ketergantungan proses produksi di semua meningkatkan (i) kepada Allah semata, (ii) pengakuan tahapannya. akan kekuasaan dan kasih sayang 2. "Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk mampu proses membatasi memelihara Allah. polusi, keserasian, Tujuan dan Produksi menurut Islam ketersediaan sumber daya alam." Ini memiliki empat tujuan, yaitu: adalah kaidah yang amat penting, (i) pemenuhan sarana kebutuhan meskipun produsen hanya menghasilkan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dan bukan keinginan. (ii) kuantitas produksi tidak berlebihan, tetapi hanya sebatas kebutuhan yang wajar. (iii) sikap yang berorientasi pada kehidupan masa mendatang. Dan tujuan terakhir yaitu (iv) pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah (P3EI, 2014:233). yaitu menjaga bumi agar terhindar dari kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan produksi. Proses produksi tidak dilaksanakan dengan mengorbankan. 3. "Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta Sebagai mencapai penjelasan kegiatan produksi, mengenai kemakmuran." Kaidah ini menegaskan tujuan gambar di kaidah "output oriented" yang telah bawah ini diharap dapat menjelaskan dinyatakan di dalam prinsip keempat. kegiatan konsumsi dan produksi menurut Hanya saja, ditegaskan disini bahwa pandangan Islam. FALAH 688 PRODUSEN Mashlahah KONSUMEN Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) 1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat. 2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal. 3. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran. 4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis. 5. Memuliakan prestasi atau produktifitas. 6. Mendorong ukhuwah antar sesama pelaku ekonomi. 7. Menghormati hak individu. 8. Mengikuti syarat sah dan rukun akad transaksi. 9. Adil dalam bertransaksi. 10. Memiliki wawasan sosial. 11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak. 12. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam Islam. Menurut Qardhawi (1997:117) Sumber : Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2014. Ekonomi Islam. Jakarta:Rajawali Pers. Dari skema di atas dapat diketahui bahwa produsen dan konsumen memiliki peran, sebagaimana produsen berperan dalam proses menghasilkan barang dan jasa, sedangkan konsumen berperan dalam memanfaatkan barang dan jasa. Kegiatan tersebut dilakukan mencapai maslahah untuk berikut ini apa-apa saja produksi yang (tujuan/manfaat) dilarang dalam Islam, yaitu: sehingga tercipta falah (kemuliaan). Dalam gambar di atas, 1. Menanam tanaman yang diharamkan baik produsen maupun konsumen didasarkan oleh kebutuhan kegunaan dan untuk peran melakukan konsumen) memanfaatkan maslahah. Pada poppy dari buah manusia opium, liquid, anggur jika diniatkan untuk membuat wine (minuman keras). (untuk 2. Memproduksi barang-barang haram, akhirnya baik haram dikenakan ataupun haram diharapkan bahwa sepasang kegiatan ini dikoleksi. Misalnya, membuat patung akan mencapai falah. Nasution,dkk seperti, bagi tembakau, chorome untuk dijadikan konsumen adalah menghasilkan (untuk dan berbahaya cannabis atau heroin, ganja, narkotika, masing-masing. Tujuan akhir dari kegiatan produsen dan produsen) karena atau cawan dari bahan emas dan (2006:252) perak, membuat gelang emas untuk menjelaskan bahwa nilai-nilai Islam yang laki-laki relevan dengan produksi dikembangkan 3. Produk yang merusak akidah, etika dan dari tiga nilai utama dalam ekonomi Islam, moral manusia seperti, produk yang yaitu khalifah, adil dan takaful. Secara berhubungan lebih rinci nilai-nilai Islam dalam produksi dengan kemusyrikan, pornografi dan sadisme, baik dalam meliputi: opera, film dan musik. 689 Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) Allah Definisi industri menurut UU No. 3 telah menciptakan alam Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah untuk manusia. Jika kita renungkan di seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang dalam mengolah menganjurkan bahan memanfaatkan sehingga baku sumber menghasilkan dan/atau daya bahwa kepada menggunakan industri barang Al-Qur'an, kita Allah untuk sumber-sumber kekayaan alam seperti air, udara, yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lautan, sungai, tumbuh-tumbuhan, lebih tinggi, termasuk jasa industri. hewan dan benda mati; matahari dan Bordir diambil dari istilah dalam bulannya, siang dan malam, semua itu bahasa Inggris embroidery yang berarti diciptakan untuk diambil manfaatnya sulaman. Bordir atau sulaman merupakan oleh manusia. 2. Bekerja sendi utama produksi suatu teknik dengan media benang yang Bekerja dijalinkan pada bidang berupa kain atau adalah segala usaha jarum. maksimal yang dilakukan manusia baik Tujuannya membentuk suatu motif untuk lewat gerak anggota tubuh ataupun menghias (Suhersono, 2004:6). akal kulut dengan menggunakan untuk Bekerja Norma adalah aturan yang berlaku menambah merupakan kekayaan. sendi utama dimasyarakat. Menurut Mu'in (2004:110) dalam kegiatan produksi. Oleh karena norma adalah patokan perilaku dalam itu, Islam menganjurkan umatnya untuk suatu memproduksi kelompok masyarakat tertentu. dengan Keberadaan norma dalam masyarakat bentuk aktifitas bersifat memaksa individu atau suatu pertanian, kelompok agar bertindak sesuai dengan perdagangan. berbagai ekonomi, yaitu perindustrian, dan 3. Berproduksi dalam lingkaran halal aturan sosial yang telah terbentuk sejak Prinsip etika dalam produksi wajib lama. Norma merupakan hasil buatan dilaksanakan oleh setiap muslim baik manusia sebagai makhluk sosial. Pada individu maupun komunitas adalah awalnya, aturan itu dibentuk secara tidak berpegang sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu dihalalkan Allah dan tidak melampaui disusun dan dibentuk secara sadar. Norma batas. dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan, menanam petunjuk standar perilaku yang pantas seperti atau wajar. tumbuhan yang menurut WHO, sains Menurut pembahasan Qardhawi terkait norma dan (1997:99), pada Seperti apa pohon hasil riset semua contohnya yang ganja yang tidak diharamkan dan berbahaya segala bagi manusia. produksi 4. Perlindungan kekayaan alam adalah sebagai berikut: Setiap hamba wajib mensyukuri 1. Perhatian Al-Quran terhadap sumber nikmat yang diberikan Allah dan salah daya alam 690 Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) satu cara mensyukuri nikmat adalah produksi Islam terhadap indutri bordir di dengan menjaga sumber daya alam Kecamatan Bangil? dari polusi, kehancuran atau b. Proposisi kerusakan. Islam menghendaki semua tenaga dikerahkan Proposisi penelitian mengarahkan untuk peneliti untuk tetap fokus kepada meningkatkan produktifitas lewat itqan ruang (ketekunan) yang diridhai oleh Allah sehingga peneliti akan memperoleh atas segala sesuatu. bukti yang relevan dalam penelitian. lingkup yang harus diteliti, Proposisi dalam penelitian ini adalah III. METODOLOGI PENELITIAN produksi sesuai prinsip Islam pada Pendekatan Penelitian digunakan industri bordir yang ada di Kecamatan dalam penelitian ini adalah pendekatan Bangil, memiliki peran serta manfaat kualitatif yang bertujuan untuk menjawab bagi kehidupan dan kesejahteraan rumusan masalah secara mendalam dan baik memerlukan pengumpulan data melalui pekerja di lingkungan sekitar. Pendekatan yang Unit dokumentasi. penelitian yang dengan diteliti. penelitian memprediksi peristiwa-peristiwa yang akan adalah produksi penerapan Islam pada proposisi tersebut terdapat lima komponen desain penelitian Data untuk studi kasus sebagai berikut. bahan bagaimana mengarahkan penelitian kasus mengacu analisis, menjawab dan pada sehingga informasi pertanyaan dapat untuk penelitian mengenai penerapan norma-norma cocok digunakan untuk pertanyaan produksi Islam pada industri bordir di Pertanyaan digunakan harus memberikan sebagai metode penelitian. Studi kasus paling "why". dikumpulkan proposisi yang akan berguna sebagai Pertanyaan penelitian berawal dari studi yang diperoleh a. Pertanyaan penelitian yang dengan d. Logika yang mengaitkan data dengan Yin (2009:29) menyebutkan bahwa penelitian yang industri bordir di Kecamatan Bangil. Rancangan Penelitian atau Berkaitan ini norma-norma terjadi. "how" hal maka yang menjadi unit analisis dalam tidak adanya peluang bagi peneliti untuk memakai adalah rumusan masalah pada penelitian ini, metode ini sulit untuk dimanipulasi karena ini analisis berkaitan dengan aspek apa saja Metode yang dipilih adalah studi hasil maupun c. Unit analisis wawancara, observasi di lapangan dan kasus karena produsen, konsumen Kecamatan Bangil. yaitu: e. Kriteria untuk menginterpretasi temuan bagaimana penerapan norma-norma Melalui temuan yang diperoleh diharapkan 691 dapat memberikan Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) gambaran yang cukup jelas bagi ekonomi Islam, jurnal, internet dan penelitian ini. Tujuan akhir penelitian ini sumber lainnya yang relevan. adalah mengetahui apakah norma- Sumber Data Data primer dalam penelitian ini norma produksi yang berlaku sesuai ajaran Islam. Apabila sudah, hendak diperoleh diketahui pula sejauh mana norma- observasi di lapangan, sedangkan data norma produksi Islami tersebut telah sekunder diperoleh dari data yang sudah diterapkan pada industri bordir di ada dan berkaitan dengan penelitian Kecamatan Bangil. berupa laporan-laporan dan dokumen lingkup merupakan batasan memfokuskan pada Penelitian fokus ini hasil wawancara dan yang relevan serta berkaitan dengan Ruang Lingkup Penelitian Ruang dari permasalahan. penelitian studi suatu Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data yang Penelitian ini hanya menggunakan penelitian. pada triangulasi penerapan dengan sumber data. norma-norma produksi Islam pada industri Triangulasi dengan sumber data dilakukan bordir dengan Faiza di Kecamatan Bangil membandingkan data hasil Kabupaten Pasuruan. Adanya penerapan pengamatan dengan hasil wawancara. norma-norma produksi Islam pada Faiza Dalam Bordir, dapat terhindar dari hal-hal yang mewawancarai menyimpang dari ajaran Islam. pengrajin bordir untuk mendapatkan data Jenis dan Sumber Data yang akurat dan valid. Jenis Data Teknik Analisis Data penelitian ini, penulis akan bordir dan pemilik Miles dan Hubberman dalam buku Dalam skripsi ini digunakan data yang di dapat dari dua sumber data, yaitu Sugiyono (2010:246), mengemukakan data primer dan sekunder. bahwa analisis dengan menggunakan analisis model interaktif dilakukan melalui a. Data primer tiga prosedur, yaitu: Data primer yang dijadikan sumber dalam penelitian langsung dari wawancara, ini di peroleh lapangan adalah observasi, dan 1. Reduksi Data Mereduksi merangkum, hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Bordir di Kecamatan Bangil. Dengan demikian data yang telah b. Data sekunder direduksi akan memberikan gambaran Data sekunder diperoleh dari studi yang lebih jelas dan mempermudah literatur yang diperoleh dari beberapa tentang memilih berarti pokok, memfokuskan pada hal-hal dokumentasi pada pengrajin Faiza buku data produksi peneliti menurut pengumpulan untuk data apabila diperlukan. 692 melakukan selanjutnya Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) 2. Penyajian Data Setelah Qardhawi di Bab II adalah norma umum data maka untuk semua cabang produksi. Dengan adalah demikian dapat dipahami bahwa tidak mendisplaykan data. Dalam hal ini setiap cabang produksi memiliki kaitan Miles dan Huberman dalam Sugiyono dengan keempat norma produksi tersebut. (2010:249) menyatakan bahwa yang Dalam hubungan dengan Faiza Bordir, paling cabang langkah direduksi, selanjutnya sering digunakan dalam produksi ini hanya berkaitan penelitian kualitatif adalah dengan dengan norma kedua dan ketiga yaitu (a) teks yang bersifat naratif. bekerja merupakan sendi utama produksi 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan dan (b) berproduksi dalam lingkaran halal. awal dikemukakan masih yang Berikut perbandingan analisis penerapan bersifat norma produksi Islam dengan produksi di sementara, dan akan berubah bila Faiza Bordir dalam tabel 4.2. tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada Tabel 4.2 Perbandingan Norma Produksi Islam dengan Produksi Faiza Bordir tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan No pada tahap awal, didukung oleh bukti- 1 bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke mengumpulkan kesimpulan lapangan data, yang maka dikemukakan a. Membordir dan menjahit barang-barang bordir b. Memproduksi kebaya bordir, home decoration bordir, gamis atau jubah bordir, dan baju takwa bordir. 3 Berproduksi dalam lingkaran halal a. Modal b. Tenaga Kerja c. Pengupahan d. Bahan yang digunakan e. Peruntukan f. Pola dan Desain a. Modal yang digunakan melalui bank konvensional dan mitra usaha industri konvensional b. Diberi waktu istirahat sholat dan pakaian menutup aurat penelitian ini yaitu melihat sejauh mana produksi Islam pada industri Faiza Bordir yang telah dilakukan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Norma Produksi Islam pada Perusahaan Faiza Bordir Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, maka akan dijelaskan dan dideskripsikan hasil dan jawaban dari seluruh informan yang telah diwawancarai. Hasil yang perlu dicatat adalah bahwa keempat norma produksi dalam Islam yang disampaikan oleh 693 - Bekerja sendi utama produksi a. Jenis pekerjaan b. Barang dan Jasa Analisis data yang dilakukan dalam norma-norma Kegiatan Faiza Bordir 2 merupakan kesimpulan yang kredibel. penerapan Norma Produksi Islam Perhatian AlQur'an terhadap sumber daya alam Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) mengandung beberapa pokok persoalan c. Upah yang diberikan setiap hari Sabtu d. Bahan yang digunakan halal, seperti kain, benang dan manikmanik e. Diperuntukkan bagi wanita dan laki-laki, baik muslim maupun non muslim f. Pola dan desain yang digunakan tidak menyimpang dari ajaran Islam seperti bunga 4 Perlindungan kekayaan alam Jika dikaitkan kegiatan Faiza yaitu: (a) jenis pekerjaan, (b) barang dan jasa. berproduksi terdapat (c) yang (d) bahan yang perbandingan produksi sesuai prinsip Islam dengan produksi di Faiza Bordir berdasarkan jenis pekerjaan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang dilakukan di Faiza Bordir meliputi pengrajin seperti - menjahit, menyulam dan membordir, dan penjaga toko Faiza Bordir dengan tenun, home decoration, yang bertugas melayani pembeli atau aktivitas konsumen. Sedangkan, analisis perbandingan yang ketiga, sesuai produksi di Faiza Islam Bordir dengan berdasarkan jubah bordir, dan baju takwa bordir. Barang-barang yang diproduksi Faiza Bordir sesuai dengan prinsip Islam karena dengan tidak memproduksi barang-barang yang proses diharamkan oleh Islam. produksi yang ada di Faiza Bordir tidak Analisis sepenuhnya berproduksi dalam lingkaran perbandingan produksi sesuai prinsip Islam dengan produksi di halal, seperti menggunakan modal yang usaha prinsip bordir, home decoration bordir, gamis atau gamis atau dikaitkan produksi barang yang diproduksi meliputi kebaya jubah, baju takwa dan kain kebaya. mitra pengupahan, Analisis memproduksi kebaya bordir, batik dan dari hal oleh Faiza Bordir. sendi utama dalam kegiatan produksi yaitu berasal beberapa halal, itu satu demi satu sejauh yang diterapkan yaitu menjadikan produksi bordir sebagai produksi pula lingkaran yakni desain. Dibawah ini akan dijelaskan semua norma produksi dalam Islam yang kedua norma dalam ketiga digunakan, (e) peruntukan, (f) pola dan Bordir sehari-hari, baik apabila norma menyangkut, (a) modal, (b) tenaga kerja, pemilik maupun pekerja telah menerapkan Sedangkan Mengenai Faiza industri Bordir berdasarkan permodalan dapat disimpulkan bahwa permodalan konvensional dan bank konvensional. yang diperoleh untuk mendirikan Faiza Kedua persoalan ini memerlukan Bordir berasal dari mitra usaha industri penjelasan agak rinci sesuai dengan tujuan konvensional dilakukannya penelitian ini. Norma yang dan bank konvensional. Setiap bulan dikenakan tambahan biaya kedua yakni bekerja sebagai sendi utama 694 Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) bunga sebesar 1% dari total pinjaman lingkungan kerja yang seluruh pekerja awal. Selain untuk mendirikan perusahaan, wanitanya menggunakan jilbab. Di sinilah modal juga digunakan untuk memproduksi terletak kelebihan Faiza Bordir, yaitu dapat barang-barang menciptakan halal seperti bordir, home decoration, kebaya gamis atau nuansa suasana Islami kerja sehingga dengan para pekerja jubah, baju takwa dan kain kebaya. Modal mewajibkan dirinya untuk berpenampilan diperoleh atas rekomendasi ibu Imam rapi dan menutup aurat saat bekerja. Utomo karena keperihatinan beliau Bagi pekerja eksternal, Faiza Bordir terhadap usaha Faiza Bordir yang menyatu tidak dengan rumah pemilik dan berukuran kecil karena mereka bekerja di rumah sehingga sehingga sulit untuk memiliki pejabat tinggi yang dijangkau datang oleh dengan memberi waktu waktu dilakukan istirahat istirahat kapan saja. khusus yang dapat Sama halnya membawa kendaraan beroda empat. dengan waktu istirahat, pakaian yang Seharusnya, digunakanpun permodalan yang sesuai bebas karena mereka dengan prinsip Islam, didapatkan melalui hanya bekerja di rumah. Hanya saja ketika bank syariah, baitul mal wat tamwil dan ada tamu yang datang ke rumah ingin pasar modal syariah dengan sistem bagi memesan jahitan atau bordir, pakaian hasil untuk cicilan pembayaran setiap yang bulan. menggunakan jilbab. Selanjutnya, analisis perbandingan produksi sesuai produksi di prinsip Faiza Islam Bordir mereka gunakan Selanjutnya, dengan tertutup hasil dan analisis perbandingan produksi sesuai prinsip Islam berdasarkan dengan produksi di Faiza Bordir tenaga kerja, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengupahan menyimpulkan para tenaga kerja diberikan waktu istirahat bahwa perusahaan tidak menunda waktu untuk sholat dan makan siang selama satu pemberian, karena dalam hadits riwayat setengah jam pada pukul 11.30 – 13.00. Ibnu Majah ditulis "Berikan pekerja upahnya Para perkerja diberi kebebasan untuk sebelum keringatnya kering". Hadits ini memanfaatkan ditunjukkan waktu istirahat sholat kepada para pengusaha dzuhur dan makan siang di tempat kerja untuk memberikan upah kepada para atau di rumah masing-masing, namun pekerja mereka harus kembali ke Faiza Bordir tepat Pemberikan upah dan uang makan bagi pada pukul 13.00. Selain itu, pemilik Faiza para pekerja setiap minggunya pada hari Bordir yang Sabtu menjelang waktu pulang, namun digunakan saat bekerja, namun para untuk pemberian upah sesuai dengan hasil tenaga kerja memang sudah menutup pekerjaan aurat dengan berjilbab meskipun ada pekerja. beberapa tenaga kerja yang berjilbab tentang pengupahan berdasar kerja halal karena yaitu upah yang diberikan harus untuk membebaskan merasa pakaian segan berada di 695 tepat yang Menurut pada dihasilkan waktunya. oleh pandangan tiap Islam Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) pekerjaan halal dan tidak menyimpang perhatian terhadap produk yang dipesan dari prinsip Islam. Faiza Bordir memberikan oleh konsumen untuk diproduksi. Oleh upah untuk memproduksi kebaya bordir, karena itu, hasil produksi yang dihasilkan home decoration, batik dan tenun, gamis Faiza Bordir seperti kebaya bordir, batik atau jubah dan baju takwa. dan tenun dan home decoration bordir Selain itu, sistem pengupahan yang dapat dikonsumsi baik muslim maupun dilakukan oleh Faiza Bordir kepada pekerja non-muslim, namun untuk gamis atau eksternal dibayarkan setiap minggu atau jubah bordir, dan baju takwa bordir hanya setiap bulan, tergantung pada jumlah dapat dikonsumsi oleh muslim. pesanan bordir dan jahitan. Tugas yang Hasil dilakukan oleh pekerja eksternal Faiza produksi Bordir hanya membordir dan menjahit kain prinsip Islam digunakan dapat gambar salib ataupun yang lain, namun disimpulkan selama Faiza Bordir berdiri belum pernah ada bordiran pola maupun desain yang Faiza Bordir didapatkan dan diproses menyimpang dari prinsip Islam, ataupun dengan cara yang halal, serta berasal dari permintaan bahan-bahan halal. Contohnya seperti kebaya meliputi kain broklat, tile dan diperhatikan kehalalannya, bahan-bahan yang Berdasarkan harus mulai digunakan, dari ataupun tujuan dan dalam juga cara 1. Penerapan norma-norma produksi Islam pada industri bordir di Kecamatan Bangil (studi kasus pada perusahaan cara Faiza menghasilkan produksi di prinsip Faiza belum sepenuhnya norma produksi Islam. Penerapan yang Adapun hasil analisis perbandingan sesuai Bordir) dilaksanakan sesuai dengan norma- bahan-bahan halal. produksi dan ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: sistem imbalan yang diberikan setelah bahan hasil pembahasan penelitian tersebut, dapat mendapatkan bahan, proses produksi, memproduksi ingin V. SIMPULAN taffeta, benang dan manik-manik. Dalam produksi yang sesuai dengan prinsip Islam. batik, batik yang berpayet, tenun, kain proses konsumen menggunakan pola dan desain yang tidak kain sutera, rayon, chiffon, katun, polyester, Islam, dengan menyimpang dari ajaran Islam, seperti bahwa bahan-bahan yang digunakan prinsip Islam menggunakan pola dan desain yang dengan produksi di Faiza Bordir berdasarkan bahan yang prinsip dan desain. Islam menegaskan untuk tidak Dari hasil analisis perbandingan sesuai sesuai perbandingan produksi di Faiza Bordir berdasarkan pola kebaya dan kain batik saja. produksi analisis Islam Bordir dilakukan oleh perusahaan Faiza Bordir dengan menurut Qardhawi hanya norma kedua berdasarkan dan ketiga saja, yaitu: (ii) Bekerja peruntukan barang-barang yang telah merupakan diproduksi. Faiza Bordir tidak menaruh 696 sendi utama dalam Ramadan, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 4 No. 9 September 2017: 684-697; PERBANDINGAN NORMA PRODUKSI PADA INDUSTRI BORDIR DI KECAMATAN BANGIL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FAIZA BORDIR) Harahap, Isnaini dkk. 2015. Hadis-Hadis Ekonomi. Jakarta: Prenadamedia Group. Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Khan, M. Fahim. 1995. Essay in Islamic Economics. Terjemahan oleh Suherman Rosyidi. 2013. United Kigdom:The Islamic Foundation. Mu'in, Idianto. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga. Nasution, Mustafa Edwin dkk. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2014. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Rosyidi, Suherman. 2014. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta Suhersono, Hery. 2004. Desain Bordir Inspirasi Motif Bordir Cina. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Edisi pertama. Cetakan sepuluh. Jakarta : Rajawali Press produksi, dan (iii) Berproduksi dalam lingkaran halal. 2. Bekerja merupakan sendi utama produksi yaitu dilihat berdasarkan jenis pekerjaan dan barang atau jasa yang dihasilkan. Jenis pekerjaan yang ada di Faiza Bordir sesuai dengan norma produksi Islam yaitu, membordir dan menjahit barang-barang bordir, sedangkan barang yang diproduksi seperti kebaya bordir, home decoration bordir, gamis atau jubah bordir dan baju takwa bordir. 3. Berproduksi dalam lingkaran halal belum sepenuhnya diterapkan karena Faiza Bordir dalam mendapatkan pinjaman modal menggunakan mitra usaha industri konvensional dan bank konvensional sistem bunga yang dalam menggunakan penambahan biaya pada setiap cicilan pembayaran pengembalian modal. DAFTAR PUSTAKA Ash Shadr, Muhammad Baqir. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishaduna. Jakarta: Zahra Publishing House At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. 2004. Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan. Yogyakarta: Magistra Insania Press. Chaudry, Muhammad Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Fauzia, Ika Yunia dan Abdul Kadir Riyadi. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid al-syari'ah. Jakarta: Prenadamedia Group. Hakim, Lukman. 2012. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Jakarta: Erlangga 697